Mitos Mengenai Kepala Botak


Mitosmengenai kepala botak memang sudah ada sejak dahulu kala. Dan menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat (AS), hampir terdapat dua dari setiap tiga orang mengalami kebotakan ketika mereka memasuki usia ke-60 tahun. Mereka yang mengalami rambut rontok di area tertentu itu adalah kebanyakan seorang laki-laki.

Mitos mengenai kepala botak ini memang bisa menghabiskan jutaan rupiah pertahunnya demi mengembalikan rambut yang ada di atas kepalanya itu, dan juga untuk mengembalikan rasa kepercayaan diri mereka. Mereka pun ada yang menempuh berbagai perawatan mulai dari cara tradisional hingga pada teknologi modern. Kondisi seperti itulah yang menunjukkan bahwa masalah kebotakan memang telah menciptakan krisis pada percaya diri seseorang, terutama bagi mereka yang sangat mempedulikan penampilannya.

Kondisi ini juga semakin buruk pada saat harus dihadapkan pada sejumlah mitos, seperti diantaranya adalah kepala botak bisa disebabkan karena kita menggunakan topi / penutup kepala lainnya yang bisa mempercepat kebotakan. Tutup kepala memang tak akan membuat rambut kita rontok. Tetapi, kita harus selalu menjaga kebersihan topi kita dan pastikan ruang udara agar rambut masih bisa bernapas dengan leluasa. Topi yang kotor dan jenis penutup kepala yang pengap juga bisa menyebabkan infeksi kulit kepala yang pada gilirannya dapat mempercepat kerontokan rambut.

Mitos mengenai kepala botak ini juga disebut-disebut karena adanya warisan genetis dari sang Ibu. Akan tetapi, mitos itu tidak sepenuhnya benar. Gen kebotakan yang utama adalah pada kromosom X yang didapatkan pria dari ibu mereka. Tetapi, faktor lain juga ikut berperan. Penelitian juga menunjukkan, bahwa pria yang memiliki ayah botak lebih memungkinkan beresiko mengalami kebotakan.

Kita juga tetap bisa menggunakan gel rambut ataupun hair spray. Tenang saja, penggunaan bahan-bahan tersebut tak akan bisa membuat kepala anda botak. Walaupun pada umumnya kebotakan tersebut menyerang di usia tua, namun masalah rambut rontok ini bisa juga menyerang siapa saja, dan dari umur berapa saja. Bahkan, mereka yang masih berada di rentang usia 20-30 tahun saja bisa mengalami kebotakan ini.